JAKARTA – Baru-baru ini Menteri Agama (Menag), Lukman Hakim Saifuddin telah meresmikan 13 Ma’had Aly atau perguruan tinggi keagamaan berbasis pesantren. Berdirinya Ma’had Aly diharapkan mampu mencetak calon ulama dan ahli agama di Tanah Air.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, Prof dr Mochammad Isom menjelaskan, Ma’had Aly merupakan pendidikan tinggi keagamaan yang ada di pesantren. Lulusan dari Ma’had Aly nantinya setara dengan jenjang S-1 di universitas.
“Ada ijazahnya, tetapi ini khusus pendidikan Islam. Misalnya bidang fikih, tafsir, hadits, dan lain sebagainya,” ucapnya ditemui dalam Lokakarya Tata Kelola Guru Madrasah, di Hotel Borobudur Jakarta, Jumat (3/6/2016).
Ma’had Aly, tutur dia, masuk dalam sistem pendidikan nasional. Isom memaparkan, sistem pendidikan umum terdiri atas TK, SD, SMP, SMA atau SMK, kemudian perguruan tinggi. Sedangkan di pendidikan umum berciri Islam terdiri atas raudatul athfal (RA), madrasah ibtidaiyah (MI), madrasah tsanawiyah (MTs), madrasah aliyah (MA), dan UIN atau IAIN.
“Nah kalau yang pesantren, terbagi dari madrasah diniyah awaliyah, madrasah diniyah wustho, madrasah diniyah ulya, dan Ma’had Aly. Ketiga sistem pendidikan tersebut multi entry dan multi exit,” terangnya.
Multi entry dan multi exit dalam sistem pendidikan nasional, imbuh dia, membuat baik lulusan dari jenjang apa pun bisa meneruskan studi di kategori-kategori tersebut.
“Yang menempuh pendidikan di Ma’had Aly juga bisa dari MA. Nah, ini orang banyak belum paham,” ujarnya.
Isom mengungkapkan, lulusan Ma’had Aly diharapkan mampu mencetak orang-orang yang memiliki keahlian di ilmu agama. Sebab, saat ini kebutuhan Indonesia bukan hanya lulusan yang disiapkan untuk bekerja.
“Kalau kuliah kedokteran akan jadi dokter, begitu juga yang kuliah di bidang teknik. Tentu Indonesia butuh juga para ahli di bidang fikih, dan saya rasa ini hal yang penting,” tandasnya. (ira)
sumber : edukasi.okezone.com