Riza Bastomi, adalah santri Denanyar asal Madiun. Sebelum masuk di Ma’had Aly Mamba’ul Ma’arif, ia adalah santri di Asrama Hasbullah Said, MANPK (Madrasah Aliyah Negeri Program Khusus) Denanyar.
Aktivitasnya lumayan padat di Pesantren, karena ia memilih jalan khidmah dengan menjadi abdi ndalem (khadam). Sebelum Shubuh ia harus bangun mempersiapkan kebutuhan keluarga ndalem dan para santri. Di sela-sela mengerjakan tugas harian semacam memasak dan lain-lain, ia mendengarkan Youtube wawasan keislaman dan seterusnya. Kadang, karena kelelahan, ia mengantuk ketika di kelas, sesuatu yang wajar.
Karena padat, ia harus mengatur jadwal kuliah, tugas khidmah, dan tugas keorganisasian secara cermat. Ia sendiri aktif di Lembaga Bahtsul Masail. Ia dikenal kritis dan senantiasa rendah hati. Ketika persiapan Olimpiade Aswaja Nasional dengan waktu yang cukup mepet ini, lebih-lebih lagi ia harus berbagi waktu.
Ketika rombongan finalis Olimpiade menuju Bojonegoro ia masih sempat menawarkan diri untuk “nyupiri” kendaraan. Tentu saja kami tolak, “Sampean sinau saja. Yang nyupiri sudah ada sendiri.” Baru setelah acara olimpiade, ia kami silahkan dalam perjalanan pulang untuk nyetir. Sebelum pulang ke Jombang, kami silaturahim ke Ketua IKAPPMAM Bojonegoro, Gus Rohim (Pengasuh Pesantren Roudlotul Ulum).
Alhamdulillah dalam olimpiade ini, Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif membawa dua piala, juara 1 atas nama Riza Bastomi, mahasantri Ma’had Aly Mamba’ul Ma’arif dalam Olimpiade Aswaja Nasional dan juara 3 atas nama Tsaniyah Aqilah dalam Olimpiade PAI Nasional, santri Madrasah Aliyah Mamba’ul Ma’arif (MAMM).
Sebelumnya Tsaniyah Aqilah juara 1 dalam Olimpiade Aswaja yang diselenggarakan LP Ma’arif Jatim, dan juara 1 Lomba Baca Kitab Kuning bagi seluruh santri Denanyar, yang diselenggarakan Ma’had Aly Mamba’ul Ma’arif